H. Akbar
Ketua BaZIS Ciomas
Pada masa sekarang ini, sungguh telah banyak orang melalaikan
perbuatan-perbuatan baik, terutama perbuatan yang dianggap sepele.
Padahal, setiap perbuatan manusia selalu diawasi oleh Allah dan dicatat
oleh malaikat dalam kitabnya yang akan ditampakkan di hari kiamat kelak.
Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa
mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, dia akan melihat balasannya”
(QS-Al-Zalzalah: 7-8).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah sekali-kali kamu merendahkan perbuatan baik yang
sedikit atau engkau mengosongkan tempat airmu untuk diisi ke tempat
orang yang mencari air, atau engkau bertemu saudaramu dengan wajah
ceria” (HR Muslim).
Kita tidak akan pernah tahu kapan rahmat
Allah turun dan kita tidak akan tahu ibadah mana yang telah Allah
terima. Mungkin saja, amal yang selama ini kita yakini sebagai amal yang
dapat membantu kita di hari kiamat malah tidak diterima Allah karena
riya, sum’ah, dan sebab lainnya. Bukan tidak mungkin ada seorang muslim
yang justru masuk syurga karena senyuman, menyingkirkan duri dari jalan,
atau kebaikan-kebaikan kecil lainnya.
Berikut ini saya akan
memaparkan dua kisah yang menggambarkan betapa kebaikan-kebaikan kecil
yang dilandasi niat yang benar serta keikhlasan telah mengantarkan
seseorang ke dalam syurganya Rabbul ‘Alamin.
Pertama, dalam
hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan “Pada suatu saat ada seekor
anjing berkeliling di sekitar sumur dalam keadaan hampir mati karena
kehausan. Tiba-tiba ada seorang wanita pelacur dari kalangan Bani Israil
yang melihatnya. Kemudian wanita tersebut melepas sepatunya lalu
mengambil air untuk anjing tersebut dengan sepatu itu, lalu memberinya
minum. Ia pun diampuni karena hal tersebut”.
Dalam riwayat
Bukhari dan Muslim yang lain disebutkan “Ketika seorang laki-laki
berjalan di jalan, ia merasa sangat kehausan. Lalu ia mendapat sebuah
sumur dan turun ke dalam sumur itu dan minum darinya. Ia pun keluar dari
sumur. Ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilati
tanah basah karena kehausan. Orang itu berkata ”Anjing ini telah
merasakan kehausan seperti yang pernah aku rasakan”. Lalu ia turun ke
dalam sumur tesebut dan memenuhi sepatunya dengan air kemudian
memegangnya dengan mulutnya hingga ia dapat naik ke atas dan memberi
minum anjing tersebut, maka Allah berterima kasih padanya dan mengampuni
dosanya.
Para sahabat bertanya ”Apakah ada pahala bagi kami dalam hewan ternak
kami?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Dalam
setiap hati yang basah terdapat pahala.”
Setelah membaca kisah
ini, sunguh membenarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
”Surga itu lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali
sandalnya” (HR Bukhari).
Ini adalah suatu amalan yang ringan, namun Allah berterima kasih pada
orang yang melakukannya. Mengampuni dosanya dan memasukkannya ke dalam
syurga. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menceritakan
kisah ini pada para sahabat -mereka adalah orang paling lurus aqidahnya,
paling benar manhajnya, paling semangat dalam mendapatkan ilmu- bukan
hanya untuk mengetahuinya tapi dengan tujuan agar mereka mengetahui lalu
melaksanakannya. Mereka bertanya ”Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, Apakah ada pahala bagi kami dalam hewan ternak kami?”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ”Dalam setiap
hati yang basah terdapat pahala”. Karena anjing merupakan hewan ternak,
bagaimana orang yang memberi minum padanya mendapatkan pahala yang besar
ini? Mereka merasa heran terhadap hal ini. Mereka pun bertanya pada
Nabi lalu beliau mengatakan pada setiap hati yang basah terdapat pahala.
Hati yang basah membutuhkan air. Karena jika tidak ada air, maka ia
akan kering dan hewan tersebut akan mati.
Dalam riwayat lain
disebutkan, kemungkinan merupakan kisah yang lain, bahwa seorang wanita
pelacur Bani Israil melihat seekor anjing berkeliling sumur dalam
keadaaan haus. Tapi ia tidak mampu untuk sampai ke air karena ada di
dalam sumur. Wanita itu melepas sepatu yang ia pakai dan mengambilkan
air buat anjing tersebut. Allah pun mengampuni dosanya. Setiap hewan
ternak yang engkau perlakukan dengan baik dengan memberikan minum,
makan, perlindungan, dari panas atau dingin, baik milik engkau atau
orang lain, maka akan mendapatkan pahala dari Allah. Demikianlah.
Padahal yang diberi minum adalah hewan. Maka, bagaimnakah dengan
manusia? Jika engkau bersikap baik pada manusia, maka tentu Insya Allah
lebih banyak lagi pahalanya.
Kisah Kedua, dari Abu Hurairah
meriwayatkan sabda Nabi ” Aku telah melihat seorang laki-laki yang
berguling-guling di surga di atas sebuah pohon yang ia tebang dari
tengah jalan yang telah mengganggu kaum Muslimin (HR Muslim).
Dalam
sebuah kisah yang lain disebutkan ”Seorang laki-laki melewati dahan
sebuah pohon di tengah jalan. Ia pun berkata ”demi Allah, akan aku
jauhkan dahan pohon ini dari kaum muslimin, sehingga tidak mengganggu
mereka dan aku pun masuk dalam surga”
Dalam riwayat Bukhari
Muslim ”Ketika seseorang berjalan di jalan. Lalu ia mendapatkan dahan
yang berduri di atas jalan. Kemudian ia menyingkirkannya sehingga Allah
berterima kasih padanya dan memasukkannya ke dalam surga.”
Sungguh,
dalam hadits tersebut terdapat dalil yang menunjukkan keutamaan
menghilangkan gangguan dari jalan. Bahwa hal itu merupakan faktor
penyebab masuknya ke dalam surga. Dalam hadits ini juga terdapat dalil
yang menunjukkan bahwa orang yang menyingkirkan gangguan dari kaum
muslimin maka baginya pahala yang besar dengan perkara yang dapat
dirasakan. Lalu, bagaimana halnya dengan perkara yang tidak nampak?
Sebagian
orang-na’udzubillah- yang merupakan para pelaku kejahatan memiliki
pemikiran buruk yang menghalangi manusia dari agama Allah. Menyingkirkan
gangguan mereka yang memiliki pemikiran jahat, buruk dan kufur adalah
dengan membantahnya sehingga pemikiran mereka sirna.
Oleh karena
itu, selayaknya kita dapat menyingkirkan gangguan dari jalan. Baik itu
”jalan fisik” yaitu jalan yang dilalui oleh kaki maupun ”jalan maknawi”
yaitu jalamnnya hati. Pelaksanaan pembersihan gangguian itu dari jalan
ini dan semua jalan adalah diantara hal-hal yang akan mendekatkan diri
pada Allah dan menghilangkan gangguan dari hati, serta beramal shalih
adalah lebih besar pahalanya dan lebih mendesak daripada menghilangkan
gangguan dari jalan yang dilalui oleh kaki.
Karenanya, marilah
kita semangat memperbanyak amal dengan niat yang baik agar dapat
menyimpan modal di sisi Allah pada hari kiamat. Betapa banyak amal yang
kecil menjadi besar karena suatu niat. Sebaliknya berapa banyak amalan
yang besar jadi kecil karena kelalaian. Wallahua’lam.
Sumber: www.fimadani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar